Keratosis seboroik adalah pertumbuhan kulit non-kanker yang biasanya timbul pada orangtua. Biasanya jaringan kulit yang tumbuh berwarna cokelat hingga kehitaman. Keratosis seboroik paling sering muncul di wajah, dada, bahu, dan punggung. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai cara pengobatan keratosis seboroik yang tepat, berikut wawancara Secan.id dengan dr. Vina Dwiana Safitri, Sp.KK, FINSDV, FAADV dari The Corneum Institute.
Apa itu keratosis seboroik dan di bagian mana saja bisa timbul?
Suatu penyakit kulit yang dikategorikan termasuk tumor jinak, bentuknya bisa bulat atau lonjong dan permukaannya tidak rata, serta warnanya kecokelatan. Keratosis seboroik bisa tumbuh di seluruh tubuh, kecuali di telapak tangan dan kaku, serta rongga hidung dan mulut.
Apa yang membedakan antara keratosis seboroik dengan kanker kulit?
Perbedaannya, kanker kulit banyak jenisnya, salah satunya adalah melanoma. Kanker kulit diketahui dari hasil pemeriksaan menggunakan dermatoskop atau diambil jaringannya (biopsi). Tanda-tanda kanker kulit misalnya, tiba-tiba membesar dengan cepat dan warnanya berubah menjadi kebiruan atau merah kehitaman.
Sedangkan keratosis seboroik bentuknya biasanya beraturan, terkadang di permukaannya tidak berarturan, awalnya warnanya cokelat, bahkan ada yang warnanya mirip dengan kulit, tidak gatal atau tidak iritasi.
Apakah keratosis seboroik dapat memicu timbulnya kanker kulit pada penderita?
Keratosis seboroik bisa memicu timbulnya kanker kulit, misalnya seseorang yang sudah mempunyai keratosis seboroik di wajahnya dan sering terkena paparan sinar matahari secara langsung tanpa pelindung (tidak menggunakan sunblock). Kemudian keratosis seboroik tiba-tiba berubah menjadi sering gatal, berdarah, warnanya berubah menjadi lebih kebiruan, ini merupakan tanda-tanda memicu timbulnya kanker kulit.
Keratosis seboroik terjadi pada orang dewasa, kenapa?
Karena ini berhubungan dengan masalah penuaan sel yang dipicu oleh terkena sinar matahari. Selain itu, pada orang dewasa, seiring bertambahnya usia, dapat juga dipicu oleh kekurangan ceramide.
Apa yang terjadi jika benjolan tersebut digaruk?
Jika keratosis seboroik digaruk maka akan berdarah dan infeksi, sehingga menyebabkan luka dan keratosis seboroik menjadi lebih parah.
Apa prosedur yang dapat dilakukan dokter dalam mengatasi keratosis seboroik?
Penanganan keratosis seboroik adalah dengan melakukan cryosurgery, elektrokauter (bedah listrik), dan kuretase. Kesemuanya harus dilakukan oleh dokter yang ahli dan berpengalaman di bidangnya.
Apakah ada efek samping setelah pasien menjalani pengobatan?
Efek samping yang serius tidak ada. Dokter biasanya setelah penanganan akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Apakah keratosis seboroik dapat menimbulkan komplikasi?
Komplikasi yang serius tidak ada. Tapi jika suka mencungkil-cungkil atau menggaruk-garuk, maka keratosis akan terjadi dermatitis dan mengalami infeksi.
Apakah keratosis seboroik dapat timbul kembali?
Setelah diobati atau dioperasi keratosis seboroik biasanya jarang timbul kembali. Jangan lupa jika akan keluar rumah dan terkena sinar matahari maka jangan lupa memakai sunblock, sunscreen, atau tabir surya.
Kapan sebaiknya seseorang berkonsultasi ke dokter?
Jika keratosis seboroik cepat membesar, ada rasa gatal, atau infeksi maka harus segera ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Apa perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi keratosis seboroik?
Perawatan rumahan bisa dilakukan dengan menggunakan sari buah jeruk. Buah jeruk diperas dan diambil sarinya, lalu dioleskan ke area keratosis seboroik, seperti di wajah, leher, dan sebagainya.
Ditinjau oleh: dr. Vina Dwiana Safitri, Sp.KK, FINSDV, FAADV