Olahraga Lari Usia 40 Tahun Apakah Aman?

Olahraga Lari Usia 40 Tahun

Ketika kita sudah berusia 40 tahun, maka tubuh akan kehilangan kemampuan untuk menghalau radikal bebas, sehingga otot dan tulang tidak kokoh seperti dahulu. Oleh sebab itu saat melakukan olahraga harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang dilakukan. Pertanyaannya, apakah olahraga lari usia 40 tahun aman dilakukan? Berikut penjelasannya.

Olahraga Lari Usia 40 Tahun Apakah Aman?

Sahabat Secan, saat memasuki usia 40 tahun ke atas, jenis olahraga lari dapat dilakukan, karena bisa memberikan manfaat untuk kesehatan. Tapi olahraga ini perlu dilakukan secara konsisten dan tertahap sesuai kemampuan tubuh.

Dalam suatu penelitian terbitan Movement Science Media menyebutkan, lari intensitas sedang bisa meningkatkan ketebalan tulang rawan dan kekuatan otot serta jantung.

Badan kesehatan dunia merekomendasikan agar kita menyediakan waktu sekitar 150 menit per minggu untuk berolahraga intensitas sedang, seperti jalan cepat atau jogging.

Sebagai pilihan, kita bisa menyediakan waktu 75 menit per minggu untuk aktivitas dengan intensitas tinggi, seperti hiking, jogging, atau lari. Di samping itu, minimal dua hari dalam seminggu perlu melakukan aktivitas yang melibatkan penguatan otot.

Manfaat yang diperoleh dengan melakukan aktivitas ini yakni mengurangi risiko kematian sebanyak 22-31 persen. Kemudian, durasi lari yang dilakukan pada usia 40 tahun berbeda dengan usia  muda.

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti jenis kelamin, tingkat kebugaran, dan
pengalaman berlari. Pria dengan usia 40 tahun ke atas cukup melakukan olahraga lari 15 menit per hari. Sedangkan wanita mempunyai durasi lebih lama, yaitu berkisar 20 menit per hari.

Lihat juga: Malas Olahraga? Coba Cara Ini untuk Melawannya

Walaupun lari adalah pilihan yang tepat, kamu perlu waspada dan mempersiapkan beberapa hal penting sebelum berolahraga.

Cara Berlari Usia 40 Tahun yang Aman

Adalah hal biasa apabila kamu khawatir dengan kondisi punggung bawah, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki yang rentan mengalami cedera ketika olahraga. Di bawah ini ada sejumlah kiat agar olahraga lari aman dilakukan bagi berusia 40 tahun ke atas.

1. Perhatikan asupan gizi

Jangan lupa untuk memperhatikan asupan nutrisi agar tubuh tubuh tetap fit ketika olahraga lari.

2. Peralatan olahraga yang aman

Memakai peralatan olahraga yang nyaman merupakan hal yang perlu diperhatikan, agar terhindar dari cedera ketika olahraga lari. Peralatan olahraga, seperti sepatu dan pakaian yang ideal bisa membuat kenyamanan ketika berlari.

Kamu dapat memilih sepatu dengan bantalan yang empuk dan ringan. Di samping itu, kenakan pakaian yang terbuat dari kain yang menyerap keringat dan dirancang untuk memudahkan pergerakan tubuh.

3. Peregangan

Yang juga tidak kalah penting adalah lakukan peragangan sebelum lari. Karena jika tidak melakukannya, maka akan menarik sendi, sehingga mengakibatkan nyeri dan memicu cedera.

Berdasarkan National Center for Biotechnology Information mengatakan, apabila mengalami cedera
ketika berlari adalah cedera ekstremitas bawah dengan dominasi lutut.

Lihat juga: Waktu Olahraga yang Baik untuk Kesehatan Tubuh

Sekitar 50-75 persen dari semua cedera lari merupakan cedera akibat pemakaian berlebihan, karena pengulangan terus-menerus dari gerakan yang sama tanpa peregangan.

4. Minum air putih

Lari adalah salah satu aktivitas fisik yang bisa menambah kebutuhan cairan dan risiko dehidrasi,
terutama ketika cuaca panas. Ingat, selalu memenuhi asupan cairan dengan minum 8-10 gelas air putih setiap hari untuk mencegah dehidrasi.

Di samping mencegah dehidrasi, menjaga kebutuhan cairan akan berdampak positif untuk mencegah tanda-tanda penuaan, seperti garis-garis halus, keriput, kulit kendur, dan kusam.

5. Jangan lari dengan intensitas tinggi

Mengutip situs Penn State, orang yang berolahraga terlalu keras dalam waktu yang terlalu lama mungkin kurang sehat daripada orang yang tidak banyak bergerak. Dalam hasil penelitian, apabila lari dilakukan berlebihan pada usia 40 tahun mempunyai lebih banyak kemungkinan mengalami penumpukan plak.

Penumpukan plak di arteri menyebabkan penurunan sirkulasi darah dan bisa menyebabkan sejumlah
masalah kesehatan yang parah, termasuk penyakit jantung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *