Banyak orang tidak mengetahui jika terserang penyakit lupus, karena gejala pertamanya ringan dan sulit didiagnosis. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi kesehatan jika didiamkan. Lalu apakah komplikasi tersebut bisa diobati? Berikut ini dijabarkan mengenai komplikasi penyakit lupus.
Lupus merupakan salah satu penyakit yang tidak mudah didiagnosis karena memiliki gejala yang hampir sama dengan sejumlah penyakit lain. Sehingga orang dengan lupus sering tidak sadar jika menderita penyakit ini.
Karena tidak mengetahui menderita lupus, banyak penderita yang tidak segera melakukan pengobatan. Dengan demikian penyakit menjadi bertambah parah dan menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan. Berikut ini sejumlah komplikasi lupus yang perlu diwaspadai.
Penderita lupus berisiko 20 kali lebih tinggi mengalami emboli paru daripada populasi. Sekitar 30-50 persen penderita lupus mempunyai sindrom antibodi fosfolipid, penyakit lain yang kerap menyertai lupus.
Komplikasi ini menyebabkan penyumbatan pada arteri paru. Apabila tidak cepat diobati, pasokan darah ke paru-paru akan terhambat dan bisa menyebabkan masalah lain yang lebih buruk.
Hipertensi arteri pulonal bisa mengurangi darah yang masuk ke dalam paru-paru. Akibatnya oksigen
di dalam aliran darah ke paru-paru menjadi berkurang, sehingga pasokan oksigen untuk seluruh tubuh tidak bisa terpenuhi.
Lihat juga: Penyebab Penyakit Lupus pada Wanita
Pneumonia merupakan komplikasi lupus yang jarang terjadi dan gejalanya kerap timbul secara tiba-tiba. Bila penyebabnya dari infeksi bakteri dan jamur, pneumonitis sebagai komplikasi lupus umumnya dipicu penyakit itu sendiri.
Pneumonia mengakibatkan peradangan pada kantong udara paru-paru. Di samping itu, kerap muncul
bercak-bercak dan timbunan cairan pada paru-paru penderita akibat penyakit lupus.
Penyakit ini bisa memicu komplikasi pada paru-paru, seperti pleuritis dan efusi pleura. Risiko timbulnya komplikasi kedua penyakit ini pada pengidap lupus mencapai 34 persen.
Pleuritis adalah kondisi yang disebabkan peradangan pada selaput pembungkus paru. Sedangkan efusi pleura adalah adanya cairan berlebih pada rongga di antara dua lapisan pembungkus paru.
Hepatitis autoimun adalah komplikasi lupus yang terjadi saat sistem kekebalan tbuh menyerang sel-sel hati yang sehat. Sejumlah gejala yaitu mual, muntah, demam, dan nyeri sendi.
Lihat juga: Penyakit Lupus Bisa Sembuh atau Tidak? Baca Dulu
Sahabat Secan, komplikasi radang pankreas bisa dialami sekitar 0,9-4,2 persen. Penyebabnya adalah kadar trigliserida tinggi, batu empedu, minum alkohol, dan infeksi virus.
Penderita lupus yang mengalami pankreatitis biasanya mengeluhkan nyeri perut yang bisa terasa sampai ke punggung. Gejala lain bisa berupa mual, muntah, dan demam.
Pengidap lupus biasanya mengeluhkan adanya penumpukan cairan di dalam rongga perut atau asites. Beberapa gejala yang bisa menyertai asites, seperti pembengkakan pada perut, peningkatan berat badan, kembung, dan hemoroid.
Banyak pengidap lupus mengeluhkan nyeri dada, rasa terbakar di dada, serta nyeri ketika menelan
makanan dan minuman. Gangguan ini timbul karena lupus bisa menyebabkan peradangan pada kerongkongan dan melemahkan otot penghubungnya ke perut.