Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang biasanya dialami lanjut usia atau lansia. Para lansia berisiko hingga 90 persen mengalami penyakit “the silent killer”. Jika hipertensi tidak diatasi segera, kondisi darah tinggi tidak terkontrol bisa memicu terjadinya komplikasi hipertensi yang cukup berbahaya. Di bawah ini dijelaskan mengenai komplikasi hipertensi pada lansia.
Tekanan darah tinggi dapat menyerang mata yang biasanya disebut retinopati hipertensi. Akibat
hipertensi, pembuluh darah ke arah retina akan menyempit sehingga mengakibatkan pembengkakan retina dan penekanan saraf optik. Apabila terjadi, sel-sel saraf yang ada di mata bisa lumpuh yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.
Hipertensi bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah da akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah di ginjal. Bila dibiarkan tidak terkontrol dan tanpa penanganan dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal ginjal. Salah satu fungsi ginjal adalah untuk menyaring darah dan jika pembuluh darah rusak akibat hipertensi, maka ginjal akan sulit untuk menyaring zat yang tidak diperlukan tubuh.
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan dinding arteri melemah, sehingga memicu terbentuknya kantong yang rapuh di pembuluh darah arteri. Apabila tekanan darah terlalu tinggi, maka semakin lama arteri bisa pecah dan kemudian menimbulkan kerusakan organ permanen hingga kematian.
Lihat juga: Faktor Risiko Hipertensi, Apakah Anda Salah Satunya?
Komplikasi selanjutnya yakni stroke dengan kondisi tekanan darah terlalu tinggi yang mengakibatkan pembuluh darah di salah satu bagian otak bisa pecah akibat aliran darah ke otak terhalang, sehingga mengalami penyumbatan.
Gejalanya yakni mati rasa, kelumpuhan di beberapa area tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, hingga mulut, serta kesulitan bicara.
Apabila Sahabat Secan mengalami tekanan darah tinggu, maka otomatis jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras dari kapasitasnya untuk memompa darah. Kemudian dinding dan otot jantung akan menebal dan mengakibatkan jantung kesulitan untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Apabila jantung sudah tidak bisa memompa darah dengan baik, kondisi ini disebut gagal jantung.
Tekanan darah normal pada lansia perlu dijaga di bawah 140/90 mmHg. Jika sudah di atas 140/90
mmHg, maka sudah mengalami hipertensi. Agar tekanan darah normal, lansia perlu melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Cara ini juga bisa mencegah tekanan darah tinggi lebih parah. Berikut beberapa cara mengontrol tekanan darah:
Lihat juga: Cara Mengobati Hipertensi yang Wajib Diketahui
Mengecek tekanan darah dengan rutin merupakah salah satu tindakan mencegah dan mengatasi
hipertensi pada lansia. Lakukan pengecekan tekanan darah di rumah, selain di rumah sakit ataupun klinik kesehatan. Untuk penggunaan alat tensimeter yang tepat, sebaiknya berkonsultasi ke dokter.
Untuk menurunkan tekanan darah, dokter akan memberikan atau meresepkan obat hipertensi pada
lansia. Obat penurun hipertensi yang biasa diberikan pada orang yang lebih muda justru dapat berbahaya bagi lansia. Karena, obat darah tinggi mempunyai efek samping yang mungkin akan berdampak lebih besar pada lansia.
Batasi konsumsi makanan berlemak dan tinggi garam, agar hipertensi bisa dicegah pada lansia.
Perbanyak makan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh dengan mengikuti pedoman diet DASH yang dibuat khusus untuk orang-orang hipertensi, termasuk pada lansia.
Berolahraga bisa meningkatkan kesehatan jantung dan mempertahankan berat badan yang sehat. Untuk lansia, Sahabat Secan dianjurkan rutin berolahraga, selama 30 menit setiap hari.
Itulah penjabaran mengenai komplikasi hipertensi pada lansia. Jika Sahabat Secan mengalami salah satu komplikasi di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.