Kepala BPOM RI Dorong Kolaborasi di Forum Prestisius OKI

Kepala BPOM Taruna Ikrar di Forum NMRAs OKI
Kepala BPOM Taruna Ikrar berbicara di Forum NMRAs OKI. (Foto: Dok. Taruna Ikrar)

Riyadh, Sehatcantik.id – Kepala BPOM Taruna Ikrar menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator dan akademisi dalam mendorong riset dan pengembangan (R&D) guna memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan.

Hadir dalam The 3rd Meeting of National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) yang berlangsung pada 17–18 Desember 2024 di Riyadh, Arab Saudi, Taruna yang menjadi salah satu pembicara menyampaikan paparan bertajuk “The NMRA Experiences on Collaboration with Academia to Support R&D” di forum prestisius yang mempertemukan otoritas regulator obat dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ini.

Forum ini membahas penguatan pengawasan obat, mendorong inovasi, dan memfasilitasi kolaborasi global dalam sektor kesehatan.

“Kolaborasi antara regulator dan akademisi menjadi kunci penting dalam mendorong inovasi yang berkelanjutan, memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan, meningkatkan kapasitas nasional di sektor kesehatan, serta memastikan perlindungan kesehatan masyarakat. Indonesia, melalui BPOM, terus berkomitmen dalam menjawab tantangan global melalui pendekatan kolaboratif ini,” ungkap Taruna di hadapan delegasi dari 28 negara anggota OKI.

Forum ini menjadi momentum strategis bagi negara-negara OKI untuk bertukar pandangan, berbagi pengalaman, dan mempromosikan praktik terbaik (best practices) dalam penguatan pengawasan obat dan makanan. Dengan maraknya tantangan global seperti resistensi antimikroba, peredaran produk ilegal, serta kesenjangan akses terhadap obat berkualitas, kolaborasi lintas negara dan sektor menjadi semakin penting.

Selain itu, forum ini juga menjadi katalisator dalam mendorong inovasi teknologi, meningkatkan efisiensi registrasi obat, dan memperkuat sistem pengawasan berbasis risiko.

Indonesia, melalui BPOM, memiliki peran penting dan rekam jejak yang kuat dalam forum ini. Pada pertemuan pertama NMRAs OKI yang diselenggarakan di Jakarta tahun 2018, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah dan Ketua Biro.

“Kehadiran BPOM di forum ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk berkontribusi aktif dalam menjawab tantangan global, khususnya terkait akses terhadap obat-obatan yang aman, berkualitas, dan terjangkau,” tegas Taruna.

Lahirnya Riyadh Declaration

Salah satu capaian penting dari pertemuan ini adalah lahirnya Riyadh Declaration, sebuah dokumen komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi dalam pengawasan obat dan makanan di negara-negara anggota OKI. Selain itu, forum ini menyepakati Plan of Action (POA) 2025–2026 yang menjadi panduan implementasi program kerja sama di masa mendatang, termasuk fokus pada harmonisasi regulasi, penguatan kapasitas sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi dalam pengawasan, serta kolaborasi dalam pengembangan penelitian dan pengawasan berbasis risiko.

Di sela forum, Kepala BPOM Taruna Ikrar juga melakukan pertemuan bilateral dengan Chief Executive Officer (CEO) Saudi Food and Drug Authority (SFDA), Hisham Saad Aljadhey. Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu penting, antara lain rencana perpanjangan dan perluasan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BPOM dan SFDA, dukungan terhadap upaya BPOM untuk memperoleh pengakuan sebagai WHO Listed Authority (WLA), serta penyelesaian kendala ekspor produk perikanan dan obat bahan alam (OBA) Indonesia ke Arab Saudi.

Kepala BPOM Taruna Ikrar
Dalam forum ini capaian penting dari pertemuan ini adalah lahirnya Riyadh Declaration. (Foto: Dok. Taruna Ikrar).

“Kerja sama antara BPOM dan SFDA sangat strategis untuk memastikan kualitas dan keamanan produk ekspor Indonesia. Melalui dialog yang konstruktif, kami yakin berbagai tantangan yang ada dapat diselesaikan demi kepentingan bersama kedua negara,” ujar Taruna.

BPOM berharap, melalui kolaborasi ini, kapasitas ekspor Indonesia dapat meningkat signifikan dan memperkuat posisi produk-produk nasional di pasar global. Melalui partisipasi aktif ini, BPOM menunjukkan kepemimpinan dan kontribusinya dalam penguatan pengawasan obat dan makanan di tingkat global. Dengan perkuatan kerja sama lintas negara, BPOM berkomitmen untuk terus mendukung inovasi, meningkatkan kapasitas ekspor, serta memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional, khususnya di kawasan Timur Tengah.

“Kolaborasi lintas negara dan lintas sektor menjadi fondasi utama untuk menghadapi tantangan global di bidang kesehatan. Dengan inovasi dan kerja sama yang solid, kita dapat menciptakan dampak nyata yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat dunia,” tutup Taruna. (sbw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *