Kanker Serviks pada Wanita Terjadi di Usia Berapa?

Kanker Serviks pada Wanita

Salah satu penyakit mematikan yang banyak dialami para wanita adalah kanker serviks. Penyakit ini
tidak hanya menyerang wanita pada usia di atas 45 tahun, tapi juga pada remaja. Sebenarnya pada usia berapa wanita mengalami kanker serviks. Di dalam artikel ini dijabarkan mengenai kanker serviks pada wanita dapat terjadi pada usia berapa? Berikut penjelasannya.

Kanker Serviks pada Wanita

Saat ini banyak ditemukan kasus penyakit kanker serviks pada remaja wanita usia 20-an. Usia bukan menjadi parameter dalam menentukan seseorang berisiko terserang kanker serviks.

Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus human papilloma virus (HPV) bisa terjadi di dalam tubuh wanita yang telah melakukan kontak seksual. Aktivitas seksual tidak hanya melakukan hubungan intim, tapi juga melakukan masturbasi yang memasukkan benda ke dalam organ intim, sehingga menyentuh bagian serviks.

Walaupun seseorang masih remaja dan belum menikah, berpotensi mengalami penyakit kanker serviks apabila sering melakukan kontak seksual.

Di samping itu, Kementerian Kesehatan RI mengatakan, wanita yang memakai obat-obatan immunosupresan yang biasanya ditujukan untuk pengidap penyakit imunologi seperti HIV berpotensi menderita kanker serviks lebih besar.

Wanita dengan daya tahan tubuh yang lemah akan lebih mudah terinfeksi virus HPV. Penting bagi
wanita untuk melakukan pencegahan kanker serviks terlepas dari berapa pun usianya.

Lihat juga: Pencegahan Kanker dan Cara Mengobatinya

Pencegahan Kanker Serviks

Walaupun kanker serviks tergolong penyakit mematikan, kanker serviks merupakan jenis kanker yang dapat dicegah. Pencegahan bisa dimulai dari memperbaiki gaya hidup dan rutinitas aktivitas seksual, agar terhindar dari risiko penularan virus HPV.

Di samping pencegahan, kamu juga dapat melakukan pap smear, vaksin HPV, dan skrining kanker serviks. Apabila pemeriksaan kesehatan dilakukan sejak dini dan hasil diagnosis menunjukkan gejala kanker serviks.

Pengobatan bisa segera dilakukan untuk membantu penyembuhan. Tapi bila diagnosis terlambat
diketahui dan kanker serviks sudah berkembang lebih buruk, efektivitas pengobatannya juga bertambah rendah dan risiko kematian meningkat.

Skrining Kanker Serviks

Skrining kanker serviks merupakan salah satu pemeriksaan yang bisa dilakukan dengan mudah untuk mendeteksi dini penyakit ini. Skrining bisa dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) atau papsmear. Apabila peserta yang telah melakukan IVA hasilnya positif, bisa langsung ditindaklanjuti melalui krioterapi.

Bila peserta yang telah melakukan papsmear terdeteksi risiko kanker serviks, bisa menjalani
pemeriksaan lanjutan di FKTP atau rumah sakit bila dibutuhkan. Pencegahan penting dilakukan sejak dini agar pengobatan bisa segera dilakukan bagi para penderita, sehingga bisa membantu penyembuhan dan menekan risiko kematian.

Penyebab Kanker Serviks

Berikut ada beberapa penyebab kanker serviks, yaitu:

1. Genetik

Terlalu sering stres dan mempunyai keluarga sedarah pengidap kanker serviks meningkatkan risiko hingga 2-3 kali lipat. Ketidakmampuan tubuh menangkal infeksi HPV dapat diturunkan ke generasi berikutnya.

2. Gaya hidup tidak sehat

Malas olahraga dan pola makan tidak sehat mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi lemah, sehingga tidak maksimal menghadang infeksi HPV. Pola hidup sehat menjadi salah satu cara mudah untuk mencegah dari berbagai faktor risiko penyebab kanker serviks.

Lihat juga: Makanan Penyebab Kanker yang Perlu Dihindari

3. Merokok

Sahabat Secan, kandungan zat kimia pada rokok dapat merusak sel jaringan serviks dan menurunkan kekebalan tubuh. Tubuh perokok lebih rentan terinfeksi HPV dua kali lipat dibandingkan yang tidak.

4. Riwayat kehamilan

Hamil terlalu muda atau di bawah usia 17 tahun berisiko dua kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan hamil pada usia di atas 25 tahun. Di samping itu, perempuan yang hamil lebih dari tiga kali semasa hidup juga berisiko tinggi mengidap kanker serviks, karena sistem hormonal yang tidak stabil serta lemahnya kekebalan tubuh ketika hamil.

5. Pil KB

Kemudian pil KB juga dapat menyebabkan kanker serviks. Mengonsumsi pil KB dalam jangka panjang
(lebih dari lima tahun) meningkatkan risiko hingga dua kali lebih besar. Pemakaian pil KB perlu dalam pengawasan atau konsultasi dokter.

6. Perilaku seksual

Selanjutnya adalah berganti pasangan lebih dari enam kali atau berhubungan intim sejak usia di bawah 17 tahun, bisa meningkatkan risiko hingga lebih dari 10 kali lipat. Berhubungan seksual dengan pria yang sering berganti pasangan juga berisiko tinggi menderita kondiloma akuminata (kutil di sekitar kelamin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *