Ada beberapa jenis hipertensi yang perlu Sahabat Secan ketahui. Bagi kamu yang mempunya riwayat tekanan darah tinggi, sebaiknya mengetahui jenis hipertensi. Dengan demikian dapat menurunkan risiko terserang komplikasi tekanan darah tinggi. Di dalam artikel ini dijabarkan mengenai jenis-jenis hipertensi.
Berdasarkan penyebab hipertensi, tingkat tekanan darah dan kondisi tertentu yang menyertainya,
tekanan darah tinggi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
Jenis ini merupakan kondisi dimana tekanan darah tidak bisa terkontrol walaupun sudah memakai
obat-obatan hipentensi. Dalam kondisi ini, tekanan darahnya cenderung menetap di tingkat yang tinggi, yaitu mencapai 140/90 mmHg atau lebih walaupun telah minum tiga jenis obat darah tinggi.
Hipertensi jenis ini dapat terjadi pada seseorang dengan kondisi medis tertentu atau penyebab lainnya. Seseorang dengan jenis tekanan darah tinggi ini lebih berisiko pada penyakit lain, seperti stroke, penyakit ginjal, hingga gagal jantung.
Jenis hipertensi selanjutnya adalah, hipertensi sistolik terisolasi. Tekanan darah tinggi ini biasa terjadi pada orang yang sudah lanjut usia, terutama wanita. Tekanan darah sistolik meningkat hingga 140 mmHg atau lebih. Sedangkan tekanan darah diastoliknya berada di bawah 90 mmHg. Hipertensi ini terjadi karena kondisi medis tertentu, seperti anemia, penyakit ginjal, atau obstructive sleep apnea.
Lihat juga: Gejala Hipertensi Naik yang Perlu Diwaspadai
Kemudian, hipertensi pulmonal yang terjadi di pembuluh darah dari jantung menuju paru-paru atau pada tekanan darah yang mengalir di dalam paru-paru. Tekanan darah yang normal pada pembuluh darah paru-paru seharusnya sekitar 8-20 mmHg ketika tubuh beristirahat dan 30 mmHg saat tubuh melakukan aktivitas fisik.
Jika tekanan arteri paru-paru berada di atas 25-30 mmHg, kondisi ini bisa dikategorikan sebagai
hipertensi pulmonal. Penyebab hipertensi ini adalah mengonsumsi obat-obatan terlarang, cacat di jantung sejak lahir, menderita penyakit paru lainnya, serta terlalu lama berada di ketinggian tertentu.
Apabila tidak segera diatasi, jantung akan bekerja lebih keras ketika memompa darah, sehingga
berisiko mengalami gagal jantung.
Wanita yang sedang hamil dapat mengalami tekanan darah tinggi. Hipertensi dalam kehamilan bisa
menyebabkan masalah bagi ibu dan bayinya. Kondisi ini bisa mengganggu fungsi organ, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur atau berat lahir bayi yang rendah.
Hipertensi jenis ini berisiko terjadi pada wanita yang sebelum hamil sudah mempunyai riwayat tekanan darah tinggi. Lalu, berlanjut ketika sedang hamil. Hipertensi ini disebut dengan hipertensi kronis.
Hipertensi gestasional adalah kondisi saat tekanan darah meningkat ketika hamil. Kondisi ini biasanya timbul setelah usia kehamilan 20 minggu dan dapat hilang setelah melahirkan.
Lihat juga: Komplikasi Hipertensi pada Lansia
Berikutnya adalah jenis hipertensi emergensi. Pada hipertensi ini tekanan darah sudah tinggi dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Pada kondisi ini, biasanya seseorang sudah mulai merasakan ada gejala yang mengarah pada kerusakan organ, seperti sesak napas, nyeri dada, sakit punggung, mati rasa atau terasa lemah, perubahan penglihatan, kesulitan bicara, atau terjadi kejang.
Orang yang mengalami hipertensi ini perlu segera ditangani di rumah sakit. Jika tidak, dapat mengancam nyawa penderita.
Jenis hipertensi ini merupakan bagian dari krisis hipertensi. Pada hipertensi ini, tekanan darah sudah sangat tinggi, tapi tetap diprediksi belum terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Dalam kondisi ini, biasanya seseorang belum merasakan gejala apapun yang mengarah pada kerusakan organ, seperti sesak napas, nyeri dada, sakit punggung, mati rasa atau terasa lemah, perubahan penglihatan, atau kesulitan bicara.
Demikian penjabaran mengenai jenis-jenis hipertensi. Masih ada beberapa jenis hipertensi lainnya. Sahabat Secan perlu rutin mengecek tekanan darah dan mengonsumsi obat yang diresepkan dokter. Jika perlu, sebaiknya berkonsultasi ke dokter