Efek Micin bagi Otak, Apakah Berbahaya?

Efek Micin bagi Otak

Salah satu penyedap makanan, seperti monosodium glutamat (MSG) atau micin sudah lama digunakan sebagai bumbu masakan. Kemudian hal ini sempat disalahkan karena digadang bisa bikin kecanduan, kanker, hingga membuat bodoh. Bagaimana efek micin bagi otak, apakah berbahaya? Berikut ini penjelasannya.

Apa itu Micin

Ini bermula ketika Ikeda, seorang profesor asal Jepang bernama Kikunae Ikeda sempat pergi ke Jerman untuk kuliah, ia merasa masakan di sana kurang gurih bila dibandingkan dengan makanan yang ada di Jepang.

Sepulangnya ke Jepang, ia kemudian melakukan penelitian terhadap masakan tradisonal dan menemukan bahwa rasa gurih ini sebagian besar berasal dari kaldu rumput laut. Dari sana Ikeda mendapatkan glutamat. Yang diperkenalkan sebagai rasa umami.

Namun, sayangnya ini belum bisa diproduksi secara massal karena sifat kimia dan fisiknya. Hingga akhirnya ia berhasil menyempurnakan penelitiannya, membuat glutamat dan sodium menjadi monosodium glutamat (MSG).

Setelah itu, dia melakukan kerja sama dengan seorang pemiliki pabrik dan hasil produknya menjadi salah satu penyedap yang banyak digunakan di masakan Jepang hingga dunia.

Lihat juga: Makanan Tidak Sehat Itu Enak, Benar Nggak Sih?

Chinese food syndrome

Ini adalah salah satu sindrom yang timbul karena terganggunya kesehatan yang disebabkan oleh MSG atau micin/vetsin. Penyedap ini banyak ditemukan dalam makanan Asia. New England Journal of
Medicine
pada 1968 yang pertama kali mengeluarkan istilah ini.

Biasanya, sindrom ini ditandai dengan adanya ciri seperti:

  • Sakit kepala
  • Wajah memerah
  • Nyeri dada
  • Mual
  • Tubuh yang berkeringat
  • Nyeri di otot
  • Kulit gatal
  • Diare
  • Sakit di perut
  • Kesemutan di beberapa area tubuh
  • Punggung yang nyeri
  • Merasa ada tekanan pada wajah

Belum lagi tentang anggapan bahwa dengan terlalu banyak micin, bisa bikin kinerja otak melemah. Prasangka ini mengarah pada makanan Asia yang dituduh membuat rasa tidak enak di tubuh.

Lihat juga: Nyoba Makanan di Vegetus Vegetarian yang Bikin Nagih

Padahal, itu semua disebabkan karena konsumi makanan yang terlalu banyak mengandung garam yang biasanya ditemukan dengan harga dengan lebih murah. Tuduhan ini muncul karena ketika konsumsi glutamat yang berasal dari makanan alami, seperti telur, keju, dan tomat, tidak
menimbulkan reaksi yang sama ketika mengonsumsi MSG.

Sebenarnya, banyak juga perusahaan makanan Amerika memasukkan MSG ke dalam produknya. Saus untuk dressing salad misalnya. Tapi itu semua dilakukan tersembunyi karena tidak tertulis secara
terang-terangan di komposisi yang ada di dalam kemasan.

Dalam suatu penelitian, sukarelawan yang sensitif dengan MSG, diberikan campuran tablet berisi MSG dan obat kosong (plasebo). Terbukti bahwa subyek yang diberikan tablet MSG tidak mengalami efek buruk.

Malah MSG ini hanya memberikan efek menambah nafsu makan karena ia mampu membuat rasa makanan lebih gurih dan menarik. Jadi intinya, kemungkinan chinese food syndrome ini hanya muncul ketika kamu makan makanan secara berlebihan.

Produsen MSG besar di dunia juga sudah membuat kampanye yang bertujuan untuk menghapus anggapan buruk tentang MSG. Padahal, kandungan glutamat yang ada di dalam MSG itu aman, sama halnya dengan yang ditemukan di makanan alami. Hal ini juga bisa dicerna tubuh tanpa masalah.

Jadi, isu tentang efek micin bagi otak adalah salah. Tapi ingat, segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan juga tidak bagus. Makan dengan bijak ya Sahabat Secan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *