Duduk Terlalu Lama Berisiko Kena Kanker?

Duduk Terlalu Lama

Tahukah kamu berbagai aktivitas dihabiskan dengan duduk terlalu lama? Mulai dari menuju dan pulang kantor dengan naik kendaraan pribadi atau umum, bekerja di depan komputer/laptop, bermain hp, menonton TV di rumah, dan lainnya. Nah jika duduk terlalu lama ternyata bisa mengganggu kesehatan, salah satunya adalah berisiko terkena penyakit kanker. Berikut ini diulas mengenai bahaya duduk terlalu lama bisa berisiko terkena kanker.

Gangguan Kesehatan Akibat Duduk Terlalu Lama

Aktivitas yang dilakukan dengan duduk terlalu lama, ditambah dengan pola makan yang salah dan kurangnya olahraga bisa menimbulkan berbagai penyakit. Berikut ini beberapa gangguan kesehatan akibat duduk terlalu lama:

1. Sakit di Leher dan Tulang Belakang

Duduk terlalu lama bisa menyebabkan sakit leher dan tulang belakang, karena duduk terlalu lama ditambah dengan posisi yang tidak nyaman bisa membuat tulang leher tegang dan punggung nyeri.

Duduk terlalu lama bisa menambah tekanan di tulang belakang dan cakram yang menyusun tulang belakang, sehingga bisa menyebabkan sakit di leher dan tulang belakang.

2. Melemahnya Kekuatan Otak

Ketika duduk, kamu bisa mengerjakan pekerjaan di depan komputer/laptop, dan menggunakan otak untuk berpikir. Duduk dalam jangka waktu yang lama bisa melemahkan otak.

Apabila kamu bergerak, maka otot akan bergerak memompa darah dan oksigen ke otakdan memicu pelepasan zat kimia dalam otak. Tapi, jika kamu duduk terlalu lama, maka fungsi otak akan lebih lambat. Hal ini karena peredaran darah dan oksigen ke otak berjalan lebih lambat.

Lihat juga: Awas, Ini Bahaya Kanker dan Cara Mengatasinya

3. Meningkatkan Risiko Kena Penyakit

Duduk terlalu lama juga meningkatkan risiko terkena penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes melitus 2, dan kanker. Duduk terlalu lama bisa meningkatkan tekanan darah, meningkatkan gula darah, meningkatkan lemak tubuh sekitar pinggang, dan kadar kolesterol abnormal.

Seperti dilansir dari webmd, duduk terlalu lama menyebabkan otot membakar sedikit lemak, sirkulasi darah lebih lamban, dan membuat asam lemak lebih mudah untuk menyumbat peredaran darah ke jantung.

Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, meningkatkan kolesterol, dan masalah lainnya. Kemudian, pankreas juga bisa memproduksi insulin dalam jumlah lebih, yang bisa menyebabkan penyakit diabetes.

4. Meningkatkan Risiko Obesitas

Duduk yang terlalu lama bisa meningkatkan risiko overweight atau obesitas. Terlalu banyak duduk bisa memicu kamu untuk makan lebih dan lebih lagi, sehingga secara tidak sadar berat badan akan naik. Apalagi jika makan berlebihan tidak diimbangi dengan olahraga teratur. Lemak akan menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan kegemukan.

5. Melemahnya Otot

Selama kamu duduk, otot tidak digunakan. Apalagi jika kamu banyak menghabiskan waktu dengan duduk seharian daripada berdiri, berjalan, atau melakukan aktivitas lainnya. Saat kamu berdiri, otot perut kamu menegang, sehingga otot bekerja, tapi saat kamu duduk, otot perut tidak digunakan sehingga otot ini bisa melemah.

Lihat juga: Manfaat Udara Pagi, Cegah Kanker hingga Awet Muda

Meningkatkan Risiko Terkena Kanker

Salah satu dampak negatif duduk terlalu lama terkena penyakit kanker. Sekelompok peneliti dari Pusat Kanker MD Anderson di Universitas Texas melakukan pengamatan yang berfokus pada hubungan gaya hidup sedentari, atau kurang aktif dengan risiko kanker terhadap orang-orang berusia di atas 45 tahun.

Peneliti mengumpulkan data dari 8.002 peserta yang juga terlibat dalam studi jangka panjang yang lebih besar bernama Reasons for Geographic and Racial Differences in Stroke (REGARDS). Pada saat perekrutan peserta, semuanya tidak didiagnosis mempunyai penyakit kanker.

Agar tidak terjadi kesalahan atau bias pada data, peserta diminta untuk menggunakan alat akselerometer. Alat ini harus selalu dipasang di pinggang sepanjang beraktivitas di luar jam tidur selama tujuh hari berturut-turut.

Akselerometer akan mengukur seberapa sering peserta bergerak dan berdiam diri dengan akurat. Pengukuran ini dilakukan selama lima tahun. Tentunya, peneliti juga mempertimbangkan faktor usia, ras, jenis kelamin, dan adanya penyakit lain.

Hasilnya, peserta yang paling banyak duduk atau berdiam diri mempunyai risiko kanker sebesar 82 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan peserta yang lebih aktif.

Sedangkan peserta yang menyisakan 30 menit untuk melakukan kegiatan dengan intensitas ringan, telah menurunkan risiko sebesar 8 persen. Lalu, peserta yang melakukan aktivitas intensitas sedang ke tinggi selama 30 menit, mempunyai risiko kanker sebesar 31 persen lebih rendah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *