Penyakit tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk mirip kupu-kupu yang terdapat di leher. Penyakit
ini mempunyai efek terhadap kesehatan. Terutama wanita hamil harus lebih hati-hati, karena tiroid diduga bisa meningkatkan risiko bayi lahir cacat. Untuk lebih jauh mengulasnya, berikut dijabarkan mengenai dampak negatif penyakit tiroid pada ibu hamil.
Sahabat Secan, kelenjar tiroid memproduksi hormon yang mengatur denyut jantung, laju metabolisme, suhu tubuh, gerak makanan dalam usus, kontraksi otot, dan sebagainya.
Orang dapat mengalami tiroid apabila kelenjar tiroidnya memproduksi hormon dalam jumlah yang tidak normal. Penyakit tiroid terdiri dari dua, yakni:
Hipertiroidisme merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon. Hipertiroidisme selama hamil umumnya disebabkan penyakit Graves. Penyakit ini menyerupai penyakit Hashimoto. Perbedaannya, serangan sistem kekebalan tubuh memicu produksi hormon.
Mengutip dari situs Hormone Health Network, hipertiroidisme dapat meningkatkan risiko hipertensi, lahir prematur, berat lahir rendah, hingga keguguran. Penyakit tiroid mengganggu janin secara keseluruhan, sehingga meningkatkan risiko bayi lahir cacat.
Selanjutnya adalah hipotiroidisme yang ditandai dengan produksi hormon tiroid yang terlalu sedikit. Kasus bayi lahir cacat lebih banyak dijumpai pada ibu hamil yang mengalami penyakit ini. Berkurangnya hormon disinyalir menghambat perkembangan janin selama kehamilan.
Lihat juga: Apakah Penyakit Tiroid Bisa Sembuh Sendiri? Baca Artikelnya
Hipotiroidisme selama hamil umumnya disebabkan penyakit Hashimoto. Tiroid membuat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tiroid yang sehat. Kelenjar tiroid akan rusak, sehingga tidak dapat memproduksi hormon secara maksimal.
Studi yang dilakukan Johns Hopkins pada 1994-1999, menemukan bahwa sebanyak 18 persen bayi lahir dengan cacat parah pada berbagai bagian tubuh. Sejumlah kecacatan terjadi pada jantung, ginjal, dan sistem saraf.
Pada bayi yang lain, terdapat kelebihan jari, bibir sumbing parah, dada cekung, dan kelainan bentuk telinga. Bahkan ada dua bayi meninggal dunia sebelum lahir.
Di samping bayi cacat lahir, hasil studi dalam laman Children’s Hospital of Philadelphis menemukan efek dari penyakit tiroid terhadap perkembangan otak. Sejumlah bayi yang lahir mempunyai IQ rendah dan mengalami hambatan perkembangan mental dan motorik.
Lihat juga: Bahaya Penyakit Tiroid pada Wanita, Waspada!
Kemudian selama tiga bulan pertama kehamilan, janin memerlukan hormon tiroid dari tubuh ibu untuk mendukung perkembangan otak dan sistem saraf. Kelenjar tiroid janin akan bisa memproduksi hormon tiroid sendiri ketika memasuki usia kehamilan 12 minggu.
Jika jumlah hormon tiroid terlalu sedikit, janin tidak bisa berkembang secara maksimal. Di samping itu, rendahnya hormon tiroid bisa menurunkan aktivitas berbagai organ tubuh ibu dan memperlambat proses perkembangan janin.
Penyakit tiroid yang tidak terkendali dan tidak terdeteksi sejak awal kehamilan, lambat laun dapat menyebabkan janin gagal berkembang. Efeknya ibu yang mempunyai penyakit ini berisiko melahirkan bayi yang cacat.
Gangguan pada kelenjar tiroid berpengaruh besar terhadap kesehatan ibu dan janin. Penyakit ini tidak terdeteksi pada awal kehamilan, karena sejumlah gejalanya mirip tanda-tanda kehamilan.
Untuk mencegahnya yakni dengan melakukan screening awalan ketika merencanakan kehamilan. Pemeriksaan screening akan membantu menentukan langkah dalam melakukan pengobatan.