Dampak Negatif Main Game Online Berlebihan

Dampak Negatif Game Online

Salah satu cara dalam mengisi waktu luang adalah dengan bermain game. Kegiatan yang menyenangkan ini akan lebih seru jika dilakukan bersama dengan teman-teman. Permainan berbasis online ini menawarkan beragam pilihan menarik, seperti real time strategi (RTS), first person shooter (FPS), role playing game (RPG), life simulation game, vehicle simulation, game aksi, game petualangan, game aksi petualangan, dan lainnya.

Game online yang dilakukan secara berlebihan maka akan berdampak negatif, seperti mengalami adiksi, keluhan secara fisik, serta perubahan struktur dan fungsi otak. Tak hanya itu, permainan berbasis internet ini juga memiliki efek buruk terhadap kesehatan, yaitu gangguan tidur sehingga mempengaruhi sistem metabolisme tubuh.

Dikutip dari situs kemkes.go.id, WHO menetapkan kecanduan game online (game disorder) ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD) sebagai penyakit gangguan mental (mental disorder). Di dalam versi terbaru ICD-11, WHO menjelaskan bahwa kecanduan bermain game online merupakan disorders due addictive atau gangguan yang disebabkan kebiasaan atau kecanduan.

Lihat juga: Duduk Terlalu Lama Berisiko Kena Kanker?

Kriteria Video Gaming Disorder

Seseorang bisa disebut online/video gaming disorder jika memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yakni adanya perilaku berpola dengan karakteristik seperti:

  1. Ada gangguan kontrol untuk melakukan permainan tersebut (tidak bisa mengendalikan diri.
  2. Lebih memprioritaskan memainkan permainan dibandingkan dengan aktivitas yang seharusnya lebih diutamakan.
  3. Intensitasnya semakin meningkat dan berkelanjutan, meskipun ada konsekuensi atau dampak negatif yang dirasakan.
  4. Perilaku berpola tersebut menyebabkan gangguan yang bermakna pada fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, dan area penting lainnya.
  5. Pola tersebut sudah berlangsung selama satu tahun.

Dampak Negatif Main Game Online Berlebihan

  1. Memicu Sindrom Quervain

Bermain game online secara terus-menerus bisa memicu sindrom quervain. Dilansir dari laman WebMD, sindrom quervain merupakan kondisi dimana terjadi kelainan yang disebabkan peradangan tendon. Kondisi ini dapat dipicu oleh gerakan tangan berulang seperti saat bermain game online.

Penderita sindrom quervain biasanya akan mengalami rasa sakit dan kondisinya bakal terus memburuk hingga tidak bisa memutar pergelangan tangan jika tidak segera diobati.

  1. Perubahan Bentuk Tubuh

Dampak negatif lain jika bermain game online berlebihan adalah, bisa menyebabkan penderitanya lupa waktu untuk makan dan berolahraga. Hal ini dapat menjadikan adanya perubahan bentuk tubuh. Ada orang yang cenderung menjadi kurus kering akibat keseringan bermain game, tapi ada juga orang yang cenderung obesitas karena bermain game sambil mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Lihat juga: Cara Mengatasi Kecanduan Main HP

  1. Kurang Tidur

Main game online berlebihan biasanya bisa membuat seseorang lupa waktu, bahkan rela untuk tidak istirahat. Jika ini terjadi maka akan memicu berbagai masalah, karena waktu tidur menjadi berkurang. Kemudian, terus-menerus mamacu adrenalin pada malam hari juga mampu memicu penyakit insomnia.

  1. Gangguan Penglihatan

Saat bermain game online dalam waktu yang lama, rupanya dapat menyebabkan kerusakan di organ mata berupa penurunan penglihatan. Ini terjadi karena saat bermain game online, mata akan terpapar radiasi dari layar dalam waktu yang lama dan ini berbahaya untuk retina. Walaupun tidak langsung terasa, tapi efek radiasi terhadap retina akan mempunyai dampak jangka panjang.

  1. Nyeri Otot

Seperti dikutip dalam laporan British Medical Journal, saat bermain game online dengan nonstop, maka dapat menyebabkan nyeri otot. Karena tubuh dipaksa untuk berada dalam satu posisi pada waktu yang lama tanpa peregangan. Padahal ketika itu, otak sedang dalam posisi tegang karena adrenalin terpacu selama bermain game online.

  1. Kekurangan Vitamin D

Dampak negatif bermain game online berlebihan lainnya yaitu, seseorang cenderung menghabiskan waktu di dalam kamar. Sehingga dapat memicu kekurangan vitamin D akibat jarang terkena paparan sinar matahari. Padahal, sinar matahari merupakan salah satu stimulan vitamin D yang alami untuk tubuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *