Chemical peeling treatment adalah salah satu metode kecantikan yang cukup diminati banyak orang. Peeling wajah adalah jenis perawatan kulit yang bertujuan untuk mempercantik kulit wajah dengan cara mengangkat lapisan kulit terluar. Berikut ini wawancara Secan.id dengan dr. Kiki Rizky Dwiyanti dari Ariana Audy Beauty Centre di Medan, Sumatera Utara.
Apa itu chemical peeling?
Chemical peeling merupakan prosedur tindakan kimia untuk mengangkat sel kulit mati pada kulit. Chemical peeling bisa dilakukan pada usia remaja (17-50 tahun ke atas).
Siapa yang boleh melakukan chemical peeling?
Yang tidak disarankan melakukan chemical peeling adalah seseorang yang berusia di bawah 17 tahun, kulit mengalami pengelupasan, kulit kemerahan, infeksi, iritasi, dan terdapat luka di kulit. Jika kondisi ini tetap dilakukan chemical peeling, maka akan mengalami nyeri dan terbakar di kulit.
Bagian tubuh mana saja yang bisa dilakukan chemical peeling dan bagaimana hasil setelah perawatan?
Bagian tubuh lain yang bisa dilakukan chemical peeling yaitu, di wajah, leher, lengan, area lipatan, kaki, dan bokong. Hasil yang bisa diperoleh dari perawatan chemical peeling adalah kulit akan menjadi lebih cerah.
Apa saja manfaat chemical peeling?
Manfaat dari chemical peeling terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, prosedur ringan, yakni menghilangkan bekas jerawat, meratakan warna kulit, serta menghilangkan kerutan dan kulit kering. Kedua, prosedur sedang, yakni untuk menghilangkan kerutan, meratakan warna kulit, dan menghilangkan bekas jerawat. Ketiga, prosedur dalam yakni, bisanya untuk menghilangkan kerutan yang lebih dalam atau lebih banyak.
Apa jenis-jenis peeling wajah?
Jenis-jenis peeling wajah yaitu, ada asam glikolat, asam laktat, trichloroacetic (TCA), dan karbon. Di Ariana Audy Beauty Centre, chemical peeling yang biasanya sering digunakan adalah asam salisilat untuk kulit berjerawat. Sedangkan asam glikolat, untuk mencerahkan kulit, menghilangkan kerutan, dan mengangkat sel kulit mati. Lalu TCA, yaitu untuk untuk mencerahkan kulit, menghilangkan kerutan, dan mengangkat sel kulit mati.
Apa yang perlu dilakukan pasien sebelum melakukan chemical peeling?
Sebelum chemical peeling, pasien perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter, tidak menggunakan bahan-bahan kosmetik yang bisa menyebabkan eksfoliasi atau iritasi di wajah, dan tidak mengonsumsi obat-obatan yang bertentangan dengan chemical peeling.
Bagaimana cara peeling wajah dilakukan?
Tahapan pertama dari chemical peeling yaitu, melakukan cleansing di wajah, massage, mengoleskan bahan chemical peeling di wajah yang waktunya disesuaikan dengan jenis chemical peeling, dan melakukan pendinginan di wajah.
Apa efek samping yang mungkin timbul setelah dilakukan peeling wajah?
Efek samping yang biasanya bisa timbul setalah chemical peeling yakni, kemerahan atau terbakar di beberapa area kulit wajah atau alergi. Biasanya jika ini terjadi akan diantisipasi dengan memberikan anti iritasi di wajah pasien setalah tindakan chemical peeling. Tapi, efek samping tersebut bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu tiga atau empat hari.
Apakah chemical peeling sendiri di rumah aman untuk dilakukan? Apa risikonya?
Chemical peeling tidak disarankan dilakukan di rumah, karena tindakan yang harus dilakukan oleh dokter kecantikan yang ahli di bidangnya. Dampak negatif yang bisa terjadi jika tetap dilakukan di rumah yakni kulit bisa terbakar atau alergi.
Bagaimana dengan produk chemical peeling yang dijual bebas dan murah di pasaran?
Mengenai produk chemical peeling yang dijual bebas di pasaran itu tergantung dari jenis produknya. Jika jenis chemical peeling adalah soft peel yang dijual di pasaran, maka dapat dilakukan di rumah. Tapi jika yang dijual adalah jenis chemical peeling yang harus dilakukan di klinik, maka tidak disarankan digunakan di rumah.
Apa perawatan yang perlu dilakukan pasien pasca-chemical peeling?
Perawatan yang perlu dilakukan setelah tindakan chemical peeling adalah, menggunakan daily skincare yang tepat, memakai moisturizer, sunscreen minimal SPF 30, menghindari paparan sinar matahari langsung, dan aktivitas yang bisa menyebabkan suhu panas di kulit.
Ditinjau oleh: dr. Kiki Rizky Dwiyanti