Bahaya Radiasi Wifi bagi Kesehatan, Apakah Benar?

Bahaya Radiasi Wifi bagi Kesehatan

Wifi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak hanya di perkantoran, tapi juga di perumahan, sarana pendidikan, tempat usaha, dan fasilitas umum lainnya. Dengan adanya wifi, orang akan lebih mudah mengakses berbagai perangkat teknologi. Tapi, apakah radiasi wifi berbahaya? Di dalam artikel ini dijelaskan mengenai bahaya radiasi wifi bagi kesehatan.

Radiasi Wifi

Wifi memancarkan radiasi non-ionisasi. Radiasi ini mirip dengan yang dikeluarkan sinyal pnsel, radio, televisi, microwave, dan radiasi sinar ultraviolet. Selain itu, sinyal dari wifi termasuk kecil, yakni sekitar 0,1 watt pada komputer dan router.

Angka ini masih bisa diterima dalam batas radiasi yang dikeluarkan organisasi internasional. Gelombang radio yang dipancarkan wifi lebih rendah daripada ponsel.

WHO menyebutkan bahwa selama paparan berada di bawah frekuensi radio yang bisa ditoleransi, yakni 0-300 GHz, tidak diketahui adanya efek terhadap kesehatan tubuh manusia. Tapi, frekuensi radio yang melebihi batas tersebut termasuk tidak sehat.

Papasan radiasi yang dihasilkan wifi dapat dipengaruhi hal lain, seperti penempatan router wifi yang tidak tepat. Oleh sebab itu, jika kamu hendak memasang wifi di rumah, sebaiknya menempatkan router wifi di tempat yang agak tinggi, seperti di atas lemari.

Pengaruh Wifi bagi Kesehatan

Sahabat Secan, ketika kamu memakai wifi, maka akan terpapar gelombang radio dan sebagian gelombang akan terserap tubuh. Ada kekhawatiran, kemungkinan adanya pengaruh gelombang radio terhadap kerusakan sel-sel di dalam tubuh, sehingga memicu pertumbuhan sel-sel kanker.

Efek paparan gelombang radio dari wifi yang telah terbukti secara ilmiah yakni sedikit kenaikan suhu tubuh. Tapi, efek ini hanya dijumpai di lokasi tertentu dengan paparan yang sangat tinggi.

Lihat juga: Dampak Negatif Hp, Gangguan Mata hingga Kanker Otak?

Sementara pada paparan normal, tidak ada kenaikan suhu tubuh yang berefek pada kesehatan. Walaupun di sejumlah negara sempat dikaitkan dengan meningkatnya risiko gangguan saraf, jantung, dan kanker, tapi hal ini tidak didukung dengan bukti-bukti yang kuat.

Dampak Buruk Radiasi Wifi

Jika kamu hidup berdampingan dengan sistem wifi yang memiliki kapasitas tinggi dan intens, mungkin akan memperbesar peluang penerimaan efek negatif bagi tubuh manusia. Berikut ini beberapa dampak negatif dari wifi berkapasitas tinggi.

1. Meningkatkan risiko tidak subur

Paparan gelombang elektromagnetik dapat memengaruhi sperma pada pria, karena bisa mengurangi gerakan sperma dan proses fragmentasi DNA.

Paparan gelombang tersebut akan memberikan efek stres oksidatif yang bisa mengganggu proses
implamentasi pada telur. Gelombang pada wifi dapat memengaruhi kesuburan seseorang meski pengaruhnya tidak terlalu besar.

Lihat juga: Bahaya Blue Light, Bisa Bikin Cepat Tua dan Mata Buta?

2. Insomnia

Sinyal wifi yang menghasilkan gelombang elektromagnetik secara klinis terbukti bisa menyebabkan seseorang menderita insomnia atau kesulitan tidur, karena paparan gelombang elektromagnetik bisa membuat perubahan pola gelombang otaknya.

Kondisi ini dapat membawa depresi dan darah tinggi bagi para penderitanya, karena kualitas tidur terganggu. Untuk mencegah masalah ini, kamu dapat mencoba untuk tidak meletakan ponsel atau perangkat elektronik lainnya seperti laptop dalam keadaan aktif di sekitar saat kamu tidur.

3. Merusak sistem sel otak

Wifi adalah suatu perangkat elektronik yang dapat menghasilkan radiasi elektromagnetik yang bersifat radiasi non hermal bagi kesehatan manusia. Hasil dari paparan radiasi intens atau terkena setiap harinya akan membawa efek kerusakan bagi sel otak manusia, terutama sel otak yang masih dalam tahap berkembang pada anak.

Hal tersebut disebabkan karena tengkorak pada anak masih jauh lebih tipis dibanding tengkorak orang dewasa, sehingga paparan sinar radiasi bisa lebih mudah masuk ke dalam otak anak.

Kerusakan awal akan dimulai dengan gejala, seperti sakit kepala, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, dan mudah kehilangan memori jangka pendek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *