Apakah Kamu Stres dan Depresi? Baca Ini

Stres dan Depresi

Sebagian besar orang pernah mengalami stres, atau bahkan depresi. Banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa telah mengalami kondisi tersebut. Jika dibiarkan dan berkepanjangan, maka akan mengganggu kesehatan. Di bawah ini dijabarkan mengenai cara mengatasi stres dan depresi.

Apa itu Stres dan Depresi?

Stres adalah tekanan psikologis dan fisik yang bereaksi saat menghadapi situasi yang dianggap berbahaya. Atau stres merupakan cara tubuh menanggapi jenis tuntutan, ancaman, atau tekanan apa pun.

Saat merasa terancam, sistem saraf merespons dengan melepaskan aliran hormon adernalin dan kortisol. Kedua hormon ini bisa menimbulkan suatu reaksi pada tubuh, seperti jantung berdebar cepat, otot tubuh menegang, tekanan darah meningkat, dan napas menjadi lebih cepat.

Sedangkan depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang terus merasa sedih dan kehilangan minat. Kondisi ini lebih dari sekadar perasaan sedih yang normalnya dialami orang-orang dengan kondisi mentalnya sehat.

Kata lain untuk penyakit mental ini adalah depresi mayor atau depresi klinis, yang mempengaruhi perasaan, pemikiran, dan perilaku yang bisa menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.

Penderita depresi dapat mengalami kesulitan melakukan aktivitas normal sehari-hari, karena merasa hidup tidak layak untuk dijalani.

Lihat juga: Awas, Ini Gangguan Kesehatan Akibat Stres

Tanda dan Gejala Stres dan Depresi

Stres kronis bisa merusak pertahan alami tubuh, menyebabkan berbagai tanda dan gejala fisik. Berikut ini tanda dan gejala stres:

  • Telapak tangan dingin dan berkeringat
  • Napsu makan meningkat atau menurun
  • Timbul masalah seks
  • Tubuh gemetar dan kelelahan
  • Pusing dan mau segera keluar dari situasi tertentu
  • Jantung berdebar kencang
  • Timbul nyeri atau tegang di otot ataupun sendi
  • Gangguan tidur (insomnia)
  • Sering gemeretak gigi atau rahang mengatup
  • Sakit kepala karena terus memikirkan masalah
  • Gejala gangguan pencernaan, seperti diare, sembelit, atau maag

Sedangkan berikut ini tanda dan gejala depresi:

  • Pikiran yang sering atau berulang untuk tentang kematian dan berpikiran untuk bunuh diri
  • Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, membuat keputusan, dan mengingat sesuatu
  • Masalah fisik yang tidak bisa dijelaskan, seperti sakit punggung atau sakit kepala
  • Kemampuan berpikir yang melambat, ataupun berbicara atau gerakan tubuh
  • Perasaan sedih, menangis, hampa, atau putus asa
  • Gangguan tidur, termasuk insomnia atau terlalu banyak tidur
  • Mudah tersinggung, frustasi, atau mudah marah, bahkan karena hal-hal kecil
  • Kecemasan, agitasi atau kegelisahan
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam sebagian besar, atau semua aktivitas normal, seperti seks, hobi, atau olahraga
  • Napsu makan berkurang dan berat badan menurun, atau meningkatnya keinginan untuk makan dan penambahan berat badan
  • Perasaan tidak berharga atau bersalah, terpaku pada kegagalan masa lalu atau menyalahkan diri sendiri
  • Kelelahan dan kekurangan energi, sehingga tugas-tugas kecil membutuhkan usaha ekstra

Lihat juga: Dampak Buruk dan Cara Mengatasi Insomnia

Pengobatan Stres dan Depresi

Dilansir dari John Hopkins, beberapa pengobatan yang direkomendasikan untuk meredakan stres, yaitu:

1. Terapi Meditasi

Terapi meditasi terbukti mampu mengelola kecemasan dan depresi, Terapi ini dilakukan dengan membuat pasien lebih rileks dan fokus untuk mengontrol pernapasan dan kesadaran tubuh.

Terapi ini juga bisa meningkatkan daya ingat, konsentrasi, melatih diri untuk lebih baik mengendalikan emosi, dan bisa menjalani hubungan dengan baik.

2. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif merupakan salah satu jenis psikoterapi yang biasanya dijalani orang dengan masalah kejiwaan. Melalui terapi ini, terapis akan menanyakan pikiran negatif atau rasa cemas yang selalu dihadapi dan membantu pasien untuk mengatasinya.

3. Minum Obat

Minum obat bisa menimbulkan efek samping. Oleh sebab itu, pengobatan stres ini biasanya menjadi pilihan terakhir, jika cara mengatasi stres yang sebelumnya dilakukan tidak berhasil.

Obat yang diresepkan biasanya disesuaikan dengan penyakit mental yang mungkin juga dimiliki. Beberapa obat stres yang diresepkan di antaranya antidepresan dan antikecemasan.

Untuk terapi depresi, biasanya menggunakan obat-obatan, psikoterapi, dan terapi elektrokonvulsif. Dokter akan meninjau kondisi kamu dan mempertimbangkan terapi apa yang cocok. Pilihan pengobatan untuk mengatasi depresi yaitu:

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan yaitu antidepresan, seperti escitalopram, paroxetine, sertraline, fluoxetine, dan citalopram. Obat-obatan tersebut termasuk obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).

Selain itu juga ada obat venlafaxine, duloxetine, dan bupropion. Obat ini bisa menyebablan beberapa efek samping, seperti:

  • Pengingkatan berat badan
  • Masalah seksual
  • Mual

Antidepresan tidak menyebabkan kecanduan. Saat kamu sudah tidak perlu antidepresan dan berhenti menggunakannya, tubuh tidak akan mengalami ketergantungan.

Namun, penggunaan dan penghentian antidepresan harus dalam pengawasan dokter. Penghentian yang mendadak bisa menyebabkan perburukan gejala depresi. Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan antidepresan.

2. Psikoterapi

Psikoterapi dilakukan dengan mengajari cara baru dalam berpikir dan berperilaku, serta mengubah kebiasaan yang menuntun kamu pada kondisi ini. Terapi ini bisa membantu kamu mengerti, serta melewati hubungan yang penuh masalah atau situasi yang menyebabkan depresi, atau bahkan memperburuknya.

3. Terapi Elektrokonvulsif

Untuk gangguan suasana hati berat yang sulit diterapi, atau tidak berhasil dengan obat dan psikoterapi, kadang diperlukan terapi elektrokonvulsif (ECT) yang dilakukan di bawah pengaruh obat bius.

Meski dahulu ECT mempunyai reputasi yang buruk, saat ini ECT sudah mengalami peningkatan dan bisa menyembuhkan saat pengobatan lainnya tidak bekerja. ECT bisa menyebabkan efek samping, seperti bingung dan kehilangan memori. Meskipun efek samping ini hanya sementara, terkadang efek tersebut juga bisa melekat terus.

Demikianlah penjelasan tentang cara mengatasi stres dan depresi. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi ke dokter, untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan penanganan yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *