Aksi Komunitas Taufan terhadap Penyintas Kanker

Komunitas Taufan

Dukungan dari keluarga terdekat dan komunitas dalam menghadapi penyakit kanker dan melalui proses penyembuhan sangat penting diberikan kepada para penderita kanker. Pencegahan kanker bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga perlu peran seluruh masyarakat.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana aksi Komunitas Taufan terhadap penyintas kanker dalam proses penyembuhan, berikut ini wawancara Secan.id dengan Ketua dan Pendiri Komunitas Taufan, Yeni Dewi Mulyaningsih (Mama Taufan).

Bisa dijelaskan secara garis besar sejarah berdirinya Komunitas Taufan?

Komunitas Taufan adalah organisasi yang mendampingi pasien-pasien anak dengan kanker dan penyakit berisiko tinggi. Komunitas ini didirikan berawal dari almarhum anak keempat saya bernama Taufan. Pada 2011, Taufan terdiagnosa leukemia tipe acute myeloid leukemia (AML) dan berobat selama dua tahun.

Atas dasar itu terbentuklah komunitas ini dengan bantuan dari orang-orang yang juga peduli untuk membantu anak-anak Indonesia yang menderita penyakit kanker.

Apa tujuan didirikannya komunitas ini?

Tujuan dari komunitas yaitu menjembatani antara pasien dampingan dengan relawan dan donatur. Kami memberikan dukungan finansial, material, edukasi, dan support system yang sangat dibutuhkan para penderita kanker dan keluarganya.

Siapa ketua dan pengurus dari Komunitas Taufan saat ini?

Kepengurusan Komunitas Taufan yakni:

Ketua/Pendiri: Yeni Dewi Mulyaningsih (Mama Taufan)

Sekretaris I: Andriana

Sekretaris II: Wibowo Sulistio

Bendahara I: Yuanita Rosianti

Bendahara II: Maya Martini

Dewan Pembina:

Ren Refly, Mirza Thaher, Reff Rizon

Pengawas: Dra. Hj. Subardiah

Penasihat:  Prof. Ervizal AM Zuhud

(data diambil dari situs Komunitas Taufan: www.komunitastaufan.org)

Berapa jumlah penderita kanker yang bergabung ke dalam komunitas dan berapa kisaran usia mereka?

Pasien dampingan di Komunitas Taufan hingga saat ini ada sekitar 1.500 pasien (datang dan pergi). Mereka berusia berkisar 0-17 tahun dan terdiagnosa kanker. Umumnya mereka menderita jenis kanker, seperti leukemia, retinoblastoma, neuroblastoma, osteosarcoma, limfoma, dan tumor wilms atau nefroblastoma.

Sudah berapa jumlah penderita kanker yang sembuh ketika mereka bergabung ke dalam Komunitas Taufan?

Dari sebanyak 1.500 pasien, ada sekitar 12 anak yang dinyatakan “terkontrol” sel kankernya setelah melewati masa remisi selama lima tahun.

Apa tujuan mereka bergabung ke dalam komunitas?

Support system. Para pasien berisiko tinggi tersebut jadwal pengobatannya lama dan panjang. Relawan dan donatur di komunitas ini selalu berusaha berperan menjadi teman, agar bisa mendengarkan keluh kesah dan bertukar informasi.

Mereka butuh orang yang bisa dipercaya dan memberikan informasi yang tepat, seperti jadwal pengobatan, prosedur pengobatan, lingkungan yang dapat memberikan semangat, serta edukasi tentang proses pengobatan dengan cara mempertemukan antara pasien lama dengan yang baru.

Apa saja manfaat yang diperoleh dari komunitas?

Komunitas Taufan memberikan support mental. Ada sesi sharing antara pasien lama dengan pasien baru dan sesi sharing dengan para ahlinya, sehingga mereka nyaman atau percaya bahwa mereka tidak sendiri.

Apa saja bentuk layanan yang diberikan?

Program-program rutin yang dilakukan yakni bangsal visit, yang berkolaborasi dengan komunitas atau organisasi lain untuk menghibur pasien yang sedang rawat inap. Lalu ada program support visit dengan cara mengunjungi pasien yang sedang dirawat di beberapa rumah sakit di Jakarta, tujuannya adalah menyampaikan support berupa finansial maupun materi. Selain itu juga ada program home visit, yaitu mengunjungi ke rumah-rumah pasien yang berada di Jabodetabek.

Bagaimana menurut Anda mengenai penanganan penderita kanker di Indonesia?

Saat ini kasus penderita kanker semakin meningkat dan pasien yang datang dengan stadium akhir cukup banyak. Kondisi ini tidak terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lain. Tantangannnya adalah bagaimana bisa memberikan perawatan yang tepat dan membuat kualitas hidup pasien lebih baik.

Oleh sebab itu, pemerintah dan yayasan-yayasan kanker di Indonesia bisa lebih gencar mengedukasi masyarakat tentang kanker, terutama kanker pada anak. Sehingga kanker bisa diketahui sedini mungkin, untuk mencegah pasien datang pada stadium akhir.

Apa harapan ke depannya?

Komunitas Taufan bisa lebih berkembang dan dapat lebih banyak menjangkau anak-anak Indonesia, serta semakin banyak masyarakat turut berkontribusi dalam kegiatan di komunitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *